Tuesday 6 January 2015

analisa jurnal tentang perilaku konsumen terhadap pembelian suatu barang

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 1
Analisis Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian
Sayur Organik CV Golden Leaf Farm Bali
I M. Pasek Suardika, I GAA. Ambarawati1), I P. Sukatmadja2)
Program Studi Magister Agribisnis, Program Pascasarjana, Universitas Udayana
E-mail: globalnet41@yaho.com
1) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
2) Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana
Abstract
Analysis of Consumer Behavior Toward Organic Vegetable Purchasing
Decisions CV Golden Leaf Farm Bali
One of the trendy and healthy lifestyle that developed in the community at this
time is to go back to nature by consuming organic vegetable products. There are
several factors that influence consumer purchasing decisions a product. These factors
are the marketing mix consists of product, price, promotion and location as wel as
psychological consisting of motivation, perception, learning, and the maner in which
both factors are external and internal elements. Based on the above explanation, this
study aimed to analyze the influence of the marketing and psychological factors in
organic vegetable purchasing decisions.
The research was conducted in CV Golden Leaf Farm Bali as a basic research
study place located in the Gobleg vilage , Banjar district, Buleleng regency, Bali
province and at the Supermarket to capture respondents surveyed. The sampling
method used was purposive sampling. Number of samples taken by 20 respondents
who have ever purchased a minimum of 5 times. Techniques of data colection by means
of documentation and interviews. And techniques of data analysis with the help of the
program is Visual PLS Version 1.04b1.
From these results it can be concluded that in terms of the internal aspects of the
psychological factors that consists of motivation, learning, and influence positve
atitudes and highly signifcant organic vegetable purchasing decisions CV Golden Leaf
Farm Bali ,but he perception, promotion and location does not signifcantly afect he
buying decision of organic vegetables CV Golden Leaf Farm Bali .
Considering the promotion of a positve efect it is recommended to CV Golden
Leaf Farm Bali to be more active promotion through print media, electronic media, and
other media to create a brand image to customers and prospective customers, so the
price is not to be sensitve. Similarly, the location, given the location of the positve
efect it is recommended to CV Golden Leaf Farm Bali to pay more atention to the
existence of the location. Keyword: Psychological factors, marketing mix, consumer purchasing
decisions, organic vegetablesJurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 2
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Terkait dengan pembelian produk, ada beberapa atribut yang dipertimbangkan
konsumen dalam membandingkan antara makanan organik dengan makanan
nonorganik. Pada umumnya konsumen menilai kualitas suatu produk dari tampilanya
(Beharel dan Macfie, 191), namun hal ini nampaknya bukan merupakan hal yang
penting bagi konsumen yang memilki minat yang tingi terhadap produk organik.
Rasa, kesegaran, daya tahan (usia) produk (Wandel dan Buge, 196), harga
(Fotopoulos dan Krystalis, 203), dampak terhadap lingkungan dan makhluk hidup
(Lea dan Worsley, 205; Goldman dan Clancy, 191), kandungan zat kimia dan
kesehatan (Wandel dan Buge, 196, Chinici, et al., 202, Harper dan Makatouni,
202) dinilai merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan
pembelian (Bonti dan Yiridoe, 206).
Berdasarkan paparan di atas, terdapat persepsi yang berbeda-beda mengenai
faktor yang dipertimbangkan dalam keputusan pembelian yang dilakukan oleh
konsumen. Sebagai contoh, beberapa hasil penelitan menunjukan bahwa konsumen
mempersepsikan tidak adanya perbedan rasa antara makanan organik dengan makanan
nonorganik (Joly dan Noris, 191; Sparling, et al., 192 dalam Thio, 208), sedangkan
hasil penelitan yang lain menunjukan bahwa makanan organik memilki rasa yang
lebih baik dibandingkan makanan nonorganik (Estes, et al., 194; Parker, 196 dalam
Thio, 208).
Dalam penelitan lain (Chinici, et al., 202; Harper dan Makatouni, 202;
O’Donovan dan McCarthy, 202; Hil dan Lynchechaun, 202; Hutchins dan
Grenhalgl, 195; Berahel dan MacFie, 191; Pearson, 201), menunjukan bahwa
alasan konsumen dalam membeli makanan organik adalah karena keyakinan konsumen
bahwa makanan organik lebih sehat dibandingkan makanan anorganik. Perbedan
persepsi ini berdasarkan pada tingkat pengetahuan dan kesadaran konsumen (Joly, et
al., 1989; Ekelund, 190; Hutchins dan Grenhalgh, 195; Cuningham, 202 dalam
Thio, 208), kebiasan (habit) atau pola belanja konsumen (Magnuson, et al., 201)
dan faktor keberadan atau eksistensi makanan organik dan nonorganik di masyarakat
(Sparling, et al., 192 dalam Thio, 208).
Peluang pasar pertanian organik di Bali cukup potensial, baik untuk memenuhi
kebutuhan rumah tanga, supermarket, hotel maupun restoran dengan jumlah yang
banyak sekali di Pulau Bali. Kondisi ini memberikan peluang bagi petani organik di
Bali, dengan berbagai keungulan komparatif yang dimilki petani, antara lain: 1) masih
banyaknya sumberdaya lahan yang masih dapat dikembangkan menjadi pertanian
organik, 2) Teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti
pembuatan pupuk organik padat, cair, pestisida hayati, nabati, dan lain-lainya, 3) Jarak
angkut dari produsen ke konsumen relatif dekat.
Salah satu perusahan yang mengembangkan pertanian organik di Bali adalah
CV Golden Leaf Farm Bali yang merupakan pionir sayuran organik di pulau dewata.
Produksi dan penjualan sayur organik yang dihasilkan CV Golden Leaf Farm Bali dari
tahun 208 – 2012 menunjukan perkembangan positf., peningkatan tersebut dapat
dilhat pada tabel 1.2 dimana Jumlah produksi dan penjualan dari tahun 208 sampai
tahun 209 kenaikan sebesar 2,38% , tahun 209 sampai tahun 2010 mengalamiJurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 3
kenaikan sebesar 4,65%, tahun 2010 sampai tahun 201 mengalami kenaikan sebesar
20%, dan tahun 201 sampai tahun 2012 juga mengalami kenaikan terbesar yaitu
mencapai 2,2%.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di CV Golden Leaf Farm
Bali, didapat beberapa informasi dari pihak managernya bahwa sayur organik CV
Golden Leaf Farm Bali sudah memilki brand name yang kuat dibenak konsumen
dengan standar kualitas yang terjamin. Hal ini terbukti dari sertifikasi organik yang
sudah dimilki dari LeSOS (Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman) No : LSPO – 05
– IDN – 014 yang menyatakan GLF telah memenuhi persyaratan secara konsisten
Pedoman SNI Pangan Organik 01-6729-202. Proses produksi dilakukan dalam satu
area lokasi seluas 9,8 hektar merupakan potensi yang sangat besar untuk keberlanjutan
usaha. Disatu sisi, karena potensi pasar organik yang cukup besar, sat ini muncul
beberapa pesaing CV Golden Leaf Farm Bali di pasaran.
Berkembangnya CV Golden Leaf Farm Bali sebagai perusahan penghasil sayur
organik tidak terlepas dari perilaku konsumen yang mengkonsumsi produk nya.
Perencanan jangka panjang perusahan perlu mengkaji karakteristik dan perilaku
konsumen yang mengkonsumsi produk sayur organik CV Golden Leaf Farm Bali. Hal
ini mengingat konsumen sangat penting bagi keberlangsungan perusahan di masa
mendatang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
penelitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah faktor psikologis yang terdiri atas motivasi, persepsi, pembelajaran, dan
sikap mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian sayur organik CV
Golden Leaf Farm Bali ?
2. Apakah faktor bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, promosi dan
lokasi mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian sayur organik CV
Golden Leaf Farm Bali ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitan ini bertujuan
untuk menganalisis hal-hal sebagai berikut.
1. Pengaruh faktor psikologis yang terdiri atas: motivasi, persepsi, pembelajaran,
dan sikap terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sayur organik CV
Golden Leaf Farm Bali. 2. Pengaruh faktor bauran pemasaran yang terdiri atas: produk, harga, promosi, dan
lokasi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sayur organik CV Golden
Leaf Farm Bali.Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 4
Kajian Pustaka
Hubungan Faktor Psikologis Konsumen dengan Keputusan Pembelian
Schifman dan Kanuk (207) mengatakan bahwa psikologi konsumen berisi
konsep dasar psikologi yang menentukan perilaku individu dan mempengaruhi perilaku
konsumsi. Faktor-faktor dari psikologi konsumen dimaksud adalah motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan sikap konsumen. Kotler (204) menyatakan bahwa Pilhan
pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama yaitu motivasi,
persepsi, pembelajaran (pengetahuan), serta keyakinan dan sikap. Faktor-faktor
psikologis tersebut akan mendorong konsumen dalam bertindak untuk mendayagunakan
serta mempersepsikan pengalaman dan pengetahuan yang dimilki oleh konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian produk. Konsep tersebut diperkuat oleh Latif
(201) yang menyatakan bahwa keputusan pembelian memilki hubungan yang positf
dengan faktor psikologis dalam diri konsumen yang bersangkutan.
Terkait dengan komponen faktor psikologis konsumen tentang motivasi,
persepsi, pembelajaran (pengetahuan), keyakinan dan sikap, Berg, et al., (200) dan
Rah, et al., (204) menyatakan bahwa sikap berpengaruh positf dalam membentuk niat.
Kotler dan Armstrong (204) menjelaskan bahwa dorongan seseorang dalam melakukan
sebuah tindakan dipengaruhi oleh persepsi terhadap situasi disekitarnya dengan
melakukan proses seleksi dan evaluasi atas semua informasi dan stimuli yang ada
dirasakan melalui panca indera. Atribut produk bahan pangan sedapat mungkin
mencerminkan keungulan produk meliputi ke-amanan pangan, nutrisi, dan komposisi
produk sehinga dapat merangsang sikap positf konsumen terhadap produk (Groleau
dan Caswel, 205).
Beberapa penelitan lain menjelaskan bahwa beberapa faktor yang berperan
dalam pemilhan produk pangan adalah persepsi dan sikap terhadap atribut produk
(Verbeke, 200) dan harapan kualitas sesunguhnya yang diperoleh sebelum dan
setelah pembelian dan konsumsi (Grunert, 202). Rah, et al., (204) mengemukakan
bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel sikap terhadap niat membeli ulang.
Sikap mengarahkan individu dalam membentuk niat untuk membeli suatu produk. Sikap
merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan pembelian. Istiana (208)
menjelaskan bahwa sikap konsumen dapat menjadi kontrol yang akurat terhadap
perilaku pembelian. Semakin baik sikap dan norma subyektif terhadap suatu perilaku
beli, maka pengaruhnya terhadap niat konsumen semakin kuat untuk melaksanakan
perilaku pembelian yang dimaksud.
Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapatkan penguatan positf,
karena itu sikap berperan sebagai operant conditoning. Manfat dari produk bagi
konsumen yang menyebabkan seseorang menyukai produk tersebut. Pengetahuan
tentang manfat produk penting bagi konsumen karena pengetahuan akan
mempengaruhi keputusan pembelianya.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor psikologis
memilki hubungan positf dengan keputusan pembelian. Komponen faktor psikologis
yang digunakan dalam penelitan ini adalah motivasi, persepsi, pembelajaran
(pengetahuan), dan sikap konsumen terhadap produk sayur organik CV Golden Leaf
Farm Bali.Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 5
Hubungan Faktor Bauran Pemasaran dengan Keputusan Pembelian
Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
Karena bauran pemasaran adalah suatu strategi yang digunakan dalam bidang
pemasaran untuk menciptakan pertukaran dalam mencapai tujuan perusahan yaitu
untuk memperoleh laba dan akan meningkatkan volume penjualan produknya, sehinga
produk perusahan tersebut akan meningkat apabila konsumen memutuskan untuk
membeli produk tersebut (Ernawati, 206).
Bauran pemasaran bukanlah sebuah teori lmiah, tetapi sebuah konseptual yang
didalamnya mengenai bagaimana keputusan utama manajer membuat penawaran
mereka sesuai dengan kebutuhan konsumen (Goi, 209: 2). Gunawan, dk., (207)
dalam penelitanya menyatakan bahwa bauran pemasaran yaitu produk, promosi,
harga, saluran distriusi mempengaruhi keputusan rumah tanga untuk membeli suatu
produk. Martoatmodjo dan Nasti (207) dalam penelitanya menyatakan bahwa
bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen melalui
perilaku konsumen. untuk itu perusahan harus mempunyai strategi pemasaran yang
baik dengan mengimplementasikan bauran pemasaran dalam setiap kegiatan
pemasaranya dan harus mengetahui perilaku konsumen dalam membuat keputusan
untuk membeli suatu produk. Sujoko (207:12) menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara bauran pemasaran dan perilaku konsumen terhadap keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian.
Komponen terpenting dalam bauran pemasaran adalah produk dan harga.
Produsen harus memahami nilai-nilai produk yang diangap penting oleh konsumen
dan menonjolkanya melalui kombinasi atribut produk meliputi kualitas produk, rancangan produk dan ciri produk yang secara psikologis dapat memberikan kesan
positf (Kotler dan Armstrong, 204). Penentuan atribut produk melalui inovasi
rancangan produk, fitur produk maupun peningkatan kualitas produk juga akan
mempermudah produsen dalam memposisikan produknya di pasar sehinga hal ini
digunakan dalam konsep pemasaran produk (Kotler dan Keler, 209).
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konsep penelitan yang sudah
dijelaskan di depan, maka hipotesis dalam penelitan ini dapat dirumuskan sebagai
berikut.H1 : Faktor psikologis yang terdiri atas motivasi, persepsi, pembelajaran, dan
sikap berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sayur
organik CV Golden Leaf Farm Bali.
H2 : Faktor bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, promosi dan
lokasi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sayur
organik CV Golden Leaf Farm Bali.
Metode Penelitian
Penelitan ini dilakukan di CV Golden Leaf Farm Bali sebagai basic research
tempat penelitan yang berlokasi di Dusun Asah, Desa Gobleg, Kecamatan Banjar,
Buleleng - Bali dan di Supermarket untuk pengambilan responden yang ditelit. Adapun
supermarket yang dijadikan lokasi penelitan untuk pengambilan responden adalahJurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 6
supermarket yang memilki tingkat pembelian tertingi di CV Golden Leaf Farm Bali
yaitu : 1) Carefour Imam Bonjol, 2) Balideli Sanur, 3) Bintang Seminyak, 4) Pepaya,
Uluwatu Kuta, 5) Pepito Kuta, 6) Carefour Singaraja, 7) Tiara Dewata Denpasar, 8)
Cangu Deli.
Dalam penelitan ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang
membeli sayur organik produksi CV Golden Leaf Farm Bali di Bali. Untuk teknik
pengambilan sampel yang digunakan penelitan ini adalah purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2010) purposive sampling adalah teknik sampel dengan pertimbangan
tertentu. Dalam penelitan ini yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan sampel
adalah jumlah variabel independen yang digunakan sebanyak 8, sehinga ukuran
sampel yang digunakan adalah 8 x 25 = 20. Dengan demikian jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitan ini adalah sebanyak 20 sampel/responden yang telah
pernah membeli minimal sebanyak 5 kali. Pertimbangan ini dimaksudkan jika
konsumen telah membeli minimal sebanyak 5 kali mengindikasikan konsumen yang
bersangkutan sudah mengenal dengan baik mengenai produk, harga dan persepsi serta
pengetahuanya tentang sayur organik CV Golden Leaf Farm Bali.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah model persaman
struktural (Structural Equation Modeling – SEM) berbasis variance atau Component
based SEM, yang terkenal disebut Partial Least Square (PLS) Visual version 1.04bl.
Tujuanya adalah membantu penelit untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk
tujuan prediksi. Variabel aten adalah linear agregat dari ndikator-indikatornya. Weight
estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan
bagaimana iner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten)
dan outler model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan
konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel independen
(keduanya variabel aten dan indikator) diminimumkan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Evaluasi Koefisien Jalur Struktural
Mengacu tujuan penelitan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu
untuk menganalisis faktor psikologis dan faktor bauran pemasaran terhadap keputusan
pembelian konsumen, maka berikut akan dilakukan analisis terhadap hasil pengujian
model untuk mengetahui koefisien masing – masing jalur. Berdasarkan model yang
terbentuk, analisis dengan PLS dilakukan dalam dua tahap yaitu pengaruh langsung dari
konstruk eksogen motivasi, persepsi, pembelajaran dan sikap yang merupakan bagian
dari faktor psikologis serta konstruk produk, harga, promosi dan lokasi yang merupakan
bagian dari faktor bauran pemasaran terhadap kostruk endogen keputusan pembelian.
Sehinga model pertama yang diuji adalah first order model PLS dan tahap kedua
adalah second order model PLS. Untuk lebih jelasnya berikut akan dipaparkan hasil
pengujian model masing –masing tahap. Pengujian dengan first order PLS yang
dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitan dan juga untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing – masing konstruk eksogen dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
sikap, produk, harga, promosi dan lokasi terhadap konsruk endogen keputusan
pembelian.Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 7
Pengaruh faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, sikap) terhadap
keputusan pembelian
Hubungan antara motivasi dengan keputusan pembelian menunjukan pengaruh
sebesar 0,4120 dengan nilai t-statistik sebesar 6,3747 (>2,58). Hal ini menunjukan
bahwa terdapat pola hubungan positf dan signifikan antara motivasi dengan keputusan
pembelian konsumen dalam membeli produk sayur organik merek GLF. Hubungan
antara persepsi dengan keputusan pembelian menunjukan pengaruh sebesar 0,0360
dengan nilai t-statistik sebesar 1,1831 (< 1,96). Hal ini menunjukan bahwa terdapat
pola hubungan positf dan tidak signifikan antara persepsi dengan keputusan pembelian
konsumen dalam membeli produk sayur organik merek GLF. Hubungan antara
pembelajaran dengan keputusan pembelian menunjukan pengaruh sebesar 0,2720
dengan nilai t-statistik sebesar 5,8392 (>2,58). Hal ini menunjukan bahwa terdapat
pola hubungan positf dan signifikan antara pembelajaran dengan keputusan pembelian
konsumen dalam membeli produk sayur organik merek GLF. Hubungan antara sikap
dengan keputusan pembelian menunjukan pengaruh sebesar 0,3640 dengan nilai T- statistik sebesar 9,7865 (> 2,58). Hal ini menunjukan bahwa terdapat pola hubungan
positf dan signifikan antara persepsi dengan keputusan pembelian konsumen dalam
membeli produk sayur organik merek GLF.
Pengaruh faktor bauran pemasaran (produk, harga, promosi, lokasi) terhadap
keputusan pembelian
Hubungan antara produk dengan keputusan pembelian menunjukan pengaruh
sebesar 0,2160 dengan nilai t-statistik sebesar 5,4891 (>2,58). Hal ini menunjukan
bahwa terdapat pola hubungan positf dan signifikan antara produk dengan keputusan
pembelian konsumen dalam membeli produk sayur organik merek GLF. Hubungan
antara harga dengan keputusan pembelian menunjukan pengaruh sebesar – 0,1840
dengan nilai t-statistik sebesar – 4, 739 (> 2,58). Hal ini menunjukan bahwa terdapat
pola hubungan negatif dan signifikan antara harga dengan keputusan pembelian
konsumen dalam membeli produk sayur organik merek GLF. Hubungan antara promosi
dengan keputusan pembelian menunjukan pengaruh sebesar 0,0370 dengan nilai T- statistik sebesar 0,9734 (< 2,58). Hal ini menunjukan bahwa terdapat pola hubungan
positf dan tidak signifikan antara promosi dengan keputusan pembelian konsumen
dalam membeli produk sayur organik merek GLF. Hubungan antara lokasi dengan
keputusan pembelian menunjukan pengaruh sebesar 0,0350 dengan nilai T-statistik
sebesar 1,0586 (< 1,96). Hal ini menunjukan bahwa terdapat pola hubungan positf dan
tidak signifikan antara lokasi dengan keputusan pembelian konsumen dalam membeli
produk sayur organik merek GLF.
Hasil pengujian di atas menunjukan bahwa terdapat pola hubungan yang positf
dan negatif serta hubungan yang signifikan dan tidak signifikan. Pola hubungan positf
terdapat pada jalur motivasi, persepsi, pembelajaran, sikap, produk, promosi dan lokasi
terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti semakin memenuhi atau semakin baik
aspek – aspek tersebut maka keputusan pembelian yang terjadi akan semakin tingi,
sebaliknya semakin kurang memenuhi/baik aspek – aspek tersebut maka keputusan
pembelian yang terjadi akan semakin menurun.
Pola hubungan negatif terdapat pada jalur harga terhadap keputusan pembelian.
Hal ini berarti semakin tingi tingkat harga dari produk maka keputusan pembelianJurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 8
yang terjadi akan semakin menurun, sebaliknya semakin menurun tingkat harga produk
maka keputusan pembelian yang terjadi akan semakin meningkat.
Sedangkan tingkat signifikansi jalur yang terbentuk, terdapat empat jalur yang
memilki pengaruh signifikan, serta tiga jalur yang memilki pengaruh tidak signifikan.
Pengaruh signifikan ditunjukan oleh konstruk motivasi, pembelajaran, sikap, produk
dan harga terhadap keputusan pembelian karena nilai t-statistik di atas 2,58 (taraf
kesalahan 1%). Sedangkan konstruk persepsi, promosi dan lokasi menunjukan
pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai t-statistik di
bawah 1,96 (taraf kesalahan 5%).
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut.
1. Faktor psikologis yang terdiri atas: motivasi, pembelajaran, dan sikap
berpengaruh positf dan sangat nyata terhadap keputusan pembelian sayur
organik CV Golden Leaf Farm Bali, tetapi persepsi tidak berpengaruh nyata
terhadap keputusan pembelian sayur organik CV Golden Leaf Farm Bali.
2. Faktor bauran pemasaran produk berpengaruh positf dan sangat nyata terhadap
keputusan pembelian sayur organik CV Golden Leaf Farm Bali, tetapi harga
berpengaruh negatif namun sangat nyata terhadap keputusan pembelian sayur
organik CV Golden Leaf farm Bali.
3. Faktor promosi dan lokasi berpengaruh positf namun tidak berpengaruh nyata
terhadap keputusan pembelian sayur organik CV Golden Leaf Farm Bali. Saran
Berdasarkan hasil penelitan, yang masih perlu dilakukan oleh CV Golden Leaf
Farm Bali yaitu: (1) lebih giat melakukan promosi melalui media cetak, media
elektronik, dan media lainya untuk menciptakan brand image kepada pelangan
maupun calon pelangan, sehinga harga tidak menjadi sensitf; dan (2) lebih
memperhatikan keberadan lokasi yang sudah ada serta membuat toko khusus untuk
menjual sayur organik produksi CV Golden Leaf Farm Bali.
Ucapan Terima kasih
Melalui media ini disampaikan terima kasih kepada Prof. Ir. I GAA.
Ambarawati, M.Ec., Ph.D. dan Dr. I Putu Gede Sukatmadja, SE., MP., atas segala
perhatian dan dukunganya selama proses perkuliahan dan penyusunan tesis ini.
Daftar Pustaka
Beharel, B. and Macfie, J.H. 191. Consumers Atitudes Towards Organic Fods.
Britsh Fod Journal, Vol. 93, No.2, p.25-30.Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 9
Berg, C., I. Jonson, and M. Coner. 200. Understanding Choice of Milk and Bread for
Breakfast Among Swedish Children Aged 1-15 Years: An Aplication of the
Theory of Planed Behavior. Apetie Vol.2.No.34, p.5-19.
Bonti, S. and Yiridoe, E.K. 206. Organic and Conventional Fod: A Literature Review
of The Economics of Consumer Perceptions and Preferences. Retrieved March
3, 208, from htp:/www.organicagcentre.ca.
Chinici, G. D’Amico, M. and Pecorino, B. 202. A Multivariate Statistical Analysis on
The Consumers of Organic Products. Britsh Fod Journal, Vol. 104, No.2,
p.187-19.
Ernawati. 206. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Nasabah
Untuk Memilki Tabungan Ummat Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang
Medan. “Tesis”. Medan :Universitas Sumatra Utara.
Fotopoulos, C. and Krystalis, A. 203. Purchasing Motives and Profile of The Grek
Organic Consumer: A Countrywide Survey. Britsh Fod Journal, Vol. 104,
No.9, p. 730-765.
Goldman, B.J. and Clancy, K.C. 191. A Survey of Organic Produce Purchases and
Related Atitudes of Fod Coperative Shopers. American Journal of
Alternative Agriculture, Vol. 6, No. 3, p. 89-95.
Goi, Chai Le. 209. A Review of Marketing Mix: 4 Ps or More?. International Journal
of Marketing Studies. Vol.1, No.1, p. 2-15.
Grunert, K.G. 202. Curent Isues in The Understanding of Consumer Fod Choice.
Trends in Fod Science & Technology Vol. 13, No.8, p 275-285.
Groleau, G. and J.A. Caswel. 205. Interaction Betwen Fod Atributes in Markets:
The Case of Environmental Labeling. Working Paper No. 205-5. Department
of Resources Economics. University of Maschusets Amherst.
Hutchins, R.K. and Grenhalgh, L.A. 195. Organic Confusion: Sustaining Competive
Advantage. Nutriton & Fod Science Journal, Vol. 95, No.6, p. 1-14.
Harper, G.C. and Makatouni, A. 202. Consumer Perception of Organic Fod
Production and Farm Animal Welfare. Britsh Fod Journal, Vol. 104, No. 41,
p.287-29.
Hil, H. and Lynchehaun, F. 202. Organic Milk: Atitudes and Consumption Patern.
Britsh Fod Journal, Vol. 104, No.7, p. 526-542.
Istiana, L. dan S.P. Syahlani. 208. Pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Kontrol
Keperilakuan Terhadap Niat dan Perilaku Pembelian Susu Ultra High
Temperature (UHT). Prosiding Pekan Promosi Susu Departemen Pertanian, Jakarta.
Jaolis, Fery. 201. Profil Gren Consumers Indonesia: Identifikasi Segmen dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Gren Products. Jurnal
Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.2, No. 1, p. 15-136.Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISN: 235-0759
Suardika, et.al., Analisis Perilaku Konsumen terhadap. | 10
Kotler, P. and G. Armstrong. 204. Principles of Marketing. 10th ed. Pearson Prentice
Hal.
Latif, Wasis A. 201. Analisis Faktor Psikologis Konsumen dan Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Indonesia, Vol. 1, No.1, p. 23-4.
Lea, E. and Wersley, T. 205. Australians Organic Fod Beliefs, Demographics, and
Values. Britsh Fod Journal, Vol. 4, No.1, p 85-869.
Magnuson, M.K., Arvola, A., Koivisto Hursti, U.K., Aberg, L. and Sjoden, P.O. 201.
Atitudes Towards Organic Fod Among Swedish consumers. Britsh Fod
Journal, Vol. 103, No.3, p. 209-26. O’Donovan, P. and McCarthy, M. 202. Irish Consumer Preference for Organic Meat.
Britsh Fod Journal, Vol. 103. No.3, p. 353-370.
Pearson, D. 201. How to Increase Organic Fod Sales: Results from Research Based
on Market Segmentation and Product Atributes. Agribusines Review, Vol. 9 ,
No.8, p. 265-287.
Rah, J.H., Hasler, C.M., Painter, J.E. Chapman-Novakofski, K.M. 204. Aplying
Theory of Planed Behavior to Women’s Behavioral Atitudes on and
Consumption of Soy Products. Journal of Nutriton Education and Behavior , Vol.36, No.5, p.238-24.
Schifman ,Leon. G., & Kanuk, Leslie Lazar. 207. Cosumer Behavior, Eight Editon.
New Jersey: Pearson Education.
Sujoko. 207. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemakai Jasa Warnet di
Kota Jember. Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol.2, No.1, p 9-20.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitan Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitan. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Thio, Sieny. 208. Persepsi Konsumen Terhadap Makanan Organik di Surabaya.
Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol. 4, No. 1, p. 18-27.
Verbeke, W. 200. Influences on the consumer decision-making proces towards fresh
meat: insight from Belgium and implications. Britsh Fod Journal Vol.10,
No.7, p.52-538.
Wandel, M. and Buge, A. 196. Environmental concern in consumer evaluation of
fod quality. Fod Quality and Preference, Vol. 8 ,No.1, p 19-26.

bagaimana perilaku konsumen terhadap belanja online

Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Online
Di zaman serba instan ini, biasanya seseorang menginginkan sesuatu hal didapatkan secara mudah dan dengan cara yang sederhana. Misalnya dalam berbelanja. pembeli tidak perlu lagi datang ke toko dimana produk yang dia inginkan dijual. Pembeli hanya perlu mengakses internet kemudian memilih website sebagai toko online yang menjual produk yang dia inginkan. Setelah memilih barang yang diinginkan sesuai dengan spesifikasinya, dia hanya perlu membayarnya dengan kartu kredit atau transfer melalui phone banking dan bisa juga melalui layanan internet banking. Pembeli hanya perlu menunggu sampai barang yang di pesan dikirimkan langsung ke rumah.
Belanja online sebetulnya dalam sejarahnya sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Hanya saja saat itu medianya bukan dengan menggunakan layanan internet. Saat itu sudah dikenal dengan memakai televisi dan telepon. Penjual dapat mengiklankan produknya menggunakan televisi dan pembeli dapat membeli barang tersebut secara online melalui sambungan telepon. Caranya hampir sama dengan belanja online dengan layanan internet. Pembeli hanya tinggal menghubungi penjual, kemudian penjual mengirimkan barangnya ke rumah pembeli dan terjadilah transaksi jual beli di rumah pembeli.
Lain lagi jika kita membeli sebuah barang melalui sebuah forum jual beli. Dalam forum jual beli lebih diutamakan kenyamanan masing-masing pihak antara penjual dan pembeli. Misalnya mereka bisa melakukan pembayaran secara COD (Cash On Delivery) atau menggunakan Rekening Bersama. Namun cara seperti COD memang ada kelemahannya. Karena pembeli dan penjual tetap harus mau repot untuk bertemu di sebuah tempat yang dijanjikan. Keuntungannya adalah keduanya bisa sama-sama mengerti tentang barang dan jenis transaksi yang lebih cepat yaitu menggunakan uang tunai.
Saya pribadi memiliki pengalaman dalam berbelanja online. Saat itu saya tengah menyiapkan kelahiran si buah hati. Sebagai orang tua tentu saja kami menyiapkan segala sesuatunya. Mulai dari pakaian hingga perlengkapan lainnya. Nah, saat itu saya sangat tertarik pada gendongan kangguru. Karena di toko aslinya lebih mahal akhirnya saya mencarinya secara online. Alhamdulillah saya mendapatkan toko online yang menjual gendongan kangguru yang saya inginkan. Tinggal memilih item yang saya inginkan, kemudian melakukan pembayaran melalui transfer bank dan saya hanya tinggal menunggu barang tersebut dikirimkan. Tidak jarang toko online memberikan potongan harga menarik dan barangnya tentu saja bisa saya dapatkan lebih murah.
Keunggulan Belanja Online
Ada beberapa keunggulan berbelanja secara online, antara lain:
Pertama, pembeli tidak terikat antara jarak dan waktu. Contoh sederhana misalnya beberapa waktu yang lalu, saya mempunyai konsumen yang berasal dari kota Pontianak. Disana jarang sekali ditemukan pusat perbelanjaan, seperti toko pakaian, dll. Terkadang dia mengalami kesulitan untuk mencari pakaian-pakaian yang ia inginkan. Dengan adanya toko online, konsumen saya tidak kesulitan lagi mencari pakaian-pakaian yang ia inginkan. Dia hanya perlu mencari toko online yang menjual pakaian yang dia inginkan kemudian dia memesannya secara online pula. Dengan demikian, keinginannya untuk mendapatkan pakaian terbaru kini sudah terbantu berkat toko online. Lebih cepat dan lebih mudah.
 Kedua, pembeli dari segala usia bisa melakukan belanja secara online. Dengan memanfaatkan gadget yang anda miliki, anda bisa membeli barang yang anda inginkan secara online. Pembeli hanya tinggal memilih barang apa saja yang akan dipesan. Setelah melakukan pembayaran melalui transfer uang, pembeli hanya tinggal menunggu barang yang dipesan datang ke rumah secara langsung. Tidak repot harus keluar rumah dan mengeluarkan biaya bensin. Jika dihitung-hitung akan lebih mahal berbelanja secara langsung ke tokonya. Pembeli akan lebih banyak mengeluarkan uang. Selain untuk ongkos bensin, pastilah juga keluar biaya lain. Perlu usaha lebih dan godaannya pun semakin banyak jika berbelanja secara langsung.
Ketiga, belanja secara online sangat menghemat waktu dan energi. Bagi pekerja di Jakarta, tentu waktu dan energi adalah sesuatu hal yang sangat berharga. Pekerja yang terbiasa berangkat pagi hari dan pulang malam hari tentu saja tidak memiliki waktu lagi untuk berbelanja secara langsung kecuali pada hari libur. Dengan adanya toko online mereka tidak perlu lagi khawatir, karena berbelanja dapat di lakukan dimana saja dan kapan saja. Apakah ketika terjebak di kemacetan Jakarta atau saat terbangun tengah malam. Toko online selalu buka setiap saat selama 24 jam dalam seminggu.
Kelemahan Belanja Online
Dibalik keunggulan pastilah ada beberapa kelemahan. Namun hal ini bisa di hindari jika kita mengetahui sebelumnya. Berikut adalah beberapa kelemahan berbelanja secara online;
Pertama, barang yang dipajang di toko online bisa saja spesifikasinya berbeda dengan yang dikirimkan. Disinilah hak pembeli untuk meminta jaminan atau garansi. Jika spesifikasi tidak sesuai dengan yang dicantumkan di toko online pelanggan berhak mendapatkan penggantian atau uang kembali. Maka jangan lupa untuk screen shot halaman websitenya setiap kita akan membeli sebuah barang. Agar kita bisa melakukan komplen jika barang yang kita beli spesifikasinya tidak sesuai dengan yang disebutkan di toko onlinenya. Bahkan di forum jual beli pemberian garansi sudah menjadi hal yang lumrah sehingga pembeli tidak ragu dan khawatir lagi. Dengan adanya garansi justru akan menaikkan posisi tawar sebuah barang dan tentu saja menaikkan reputasi toko online tersebut.
Kedua, jika barang yang di kirim tidak sesuai dengan spesifikasinya yang paling repot adalah melakukan klaim. Prosesnya bisa lebih lama dibandingkan dengan proses membelinya. Maka ukuran sebuah toko online itu berkualitas atau tidak dapat dilihat juga dari proses kemudahan klaim. Jika hal ini diabaikan lebih baik pembeli menghindari toko online seperti ini. Untuk itu lihatlah testimoni-testimoni terhadap toko online tersebut. Di forum jual beli, testimoni pelanggan jelas sangat berpengaruh terhadap reputasi seorang pedagang. Dengan mengolah testimoni, sebuah toko online akan semakin besar dan semakin memiliki reputasi baik di mata calon pembeli. Pembeli biasanya akan menjadi pelanggan tetap, jika merasa puas dengan layanan dan proses yang baik. Akan lebih baik jika testimoni itu bukan hanya sebatas testimoni secara online.
Ketiga, toko online sangat bergantung pada kurir atau perusahaan jasa pengiriman. Lihat dengan teliti siapakah rekanan toko online tersebut. Karena proses pengiriman bisa saja lebih lama dari yang dijanjikan terutama pada masa-masa sibuk seperti saat Hari Raya. Durasi pengiriman yang cepat juga dapat meningkatkan reputasi toko online. Meskipun sebetulnya pengiriman sudah dilimpahkan pada jasa pengiriman. Maka ada baiknya pembeli memahami betul mana saja perusahaan jasa pengiriman yang bisa tepat waktu mengirimkan barang yang dipesan.
Kami mempunyai solusi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan diatas :
Cari toko online yang memiliki rekam jejak yang baik melalui testimoni dan reputasinya. Jadilah pembeli yang cerdas. Untuk menjadi pembeli yang cerdas dimulai dari memilih toko online yang memang sudah betul-betul memiliki reputasi baik. Agar terhindar dari penipuan dan cybercrime lainnya. Pembeli juga harus teliti dengan barang-barang yang di deskripsikan. Jangan malu untuk bertanya dahulu kepada customer service. Pembeli harus cerewet untuk memastikan bahwa barang yang dipesan memang sesuai dengan keinginan pembeli. Proses tanya jawab tersebut bisa dilakukan melalui chatting atau via sms atau bbm, dan lain sebagainya. Tidak jarang mereka juga memiliki social media sehingga bisa lebih mendekatkan diri pada pelanggannya.
A. KESIMPULAN
Dari keunggulan dan kelemahan tersebut saya pribadi lebih memilih berbelanja online pada toko online yang sudah direkomendasikan oleh teman-teman saya. Sehingga kerugian atau resiko adanya penipuan bisa dihindari. Maka, rekomendasi inilah yang sebetulnya harus dikelola dengan baik jika para pemilik toko online jeli. Karena rekomendasi adalah marketing yang paling efektif terutama dalam bisnis online.
Dari belanja online saya pun jadi ikut-ikutan berjualan online meskipun hanya sebatas menggunakan forum jual beli. Bahkan tidak sedikit yang menuai kesuksesan karena kemudahan berbelanja secara online menjadi kemudahan berdagang secara online. Toko online tidak perlu ditunggui bahkan tidak perlu mempekerjakan karyawan untuk menjaganya. Bukan tidak mungkin seorang pembeli online berubah menjadi pengusaha online. Dibalik itu semua, jual beli online bisa mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha muda.
Dimasa-masa yang akan datang dimana proses keamanan berbelanja online semakin baik dan ketat tentu saja pembeli akan merasa nyaman dan merasa dimudahkan untuk melakukan belanja secara online. Yang perlu disiapkan adalah sistem yang baik agar bisa melindungi pembeli maupun penjual.